sorotanmedia.co, Lombok Tengah – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (DPRD Kab.Loteng, Prov.NTB) mengkritisi kondisi sampah dan kebersihan di wilayah Loteng.
Anggota DPRD Loteng, H Ihsan mempertanyakan keseriusan eksekutif dalam menangani darurat sampah yang semakin mengkhawatirkan di wilayah Kabupaten Loteng.
Kurangnya alokasi anggaran untuk penanganan sampah, H Ihsan yang juga merupakan politikus PKB menegaskan, bahwa kebijakan refocusing atau efisiensi APBD 2025 sama sekali tidak menyentuh persoalan penanganan sampah.
“Fakta di lapangan menunjukkan tidak adanya keseriusan untuk membereskan darurat sampah. Ini terlihat dari tidak adanya draf anggaran untuk penanganan sampah,” tegas Haji Ihsan, Senin (14/02).
Padahal, penanganan sampah di Kabupaten Loteng saat ini hanya mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Upaya Kabupaten Loteng, khususnya di Kota Praya menjadi Daerah Bersih dinilai sulit terwujud tanpa sinergitas dan dukungan nyata dari pemerintah daerah (Pemda). Sebab itu Kelurahan dan Desa di Kab.Loteng oleh pihaknya tetap didorong untuk berupaya bagaimana membangun TPS (tempat penampungan sementara sampah) melalui anggaran dana desa yang tidak ada dukungan konkret dari APBD.
Dikarenakan H Ihsan menilai, sampah akan menjadi bom waktu yang tidak lama lagi akan menyebabkan beberapa titik saluran tersumbat dan mengakibatkan terjadinya banjir. Oleh pihaknya yang tidak lain juga sebagai mantan aktivis menyarankan, Pemda Kab.Loteng untuk segera menggali akar masalah dan melakukan monitoring serta evaluasi secara rutin dan masif.
“Pemerintah tidak boleh hanya fokus pada hal-hal teknis seperti mengangkut dan membuang sampah ke TPA. Harus ada upaya untuk mematuhi komitmen dan meluruskan niat ke depan yang lebih berpihak pada lingkungan hidup,” ujarnya.
Jika tidak ada langkah serius dari pemerintah, lanjut H Ikhsan, maka masalah sampah di Kab.Loteng berpotensi menjadi krisis lingkungan yang lebih besar.
“Tanpa TPA di masing-masing kelurahan/desa dan kecamatan yang memadai dan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi, sampah akan terus menumpuk dan mencemari lingkungan dan akan berdampak pada kesehatan masyarakat,”pungkasnya.(ang)