SOROTANMEDIA.CO Lombok Timur – Masuknya musim kemarau membuat masyarakat Dusun Kelebuh, Desa Kuang Rundun, Kecamatan Jerowaru Lombok Timur harus hidup dengan keterbatasan air bersih.
Di mana kondisi tersebut selalu dialami masyarakat dusun Kuang Rundun selam bertahun-tahun karena pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari mereka sangat jauh dari jumlah kebutuhan yang mereka butuhkan.
Ratiah adalah salah satu masyarakat dusun Kuang Rundun yang mengaku selama bertahun-tahun harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari, “kami akui di sini kami kesulitan air, bukan hanya musim kemarau saja, melainkan setiap musim kami kekurangan air,” kata Ratiah, Selasa, (05/11/2024).
Ditanya masalah bantuan air dari pemerintah, Ratiah mengatakan pemerintah tidak pernah memberikan air ke warga, dan selam ini ia dan masyarakat hidup menggunakan air dari sumur warga yang lokasinya berada di dusun sebelah.
“Kami selama ini mengandalkan air dari sumur warga yang tempatnya di dusun Tabuan, dan sumur itu digunakan oleh tiga dusun yaitu Tabuan, Kelebuh, dan dusun Jelok,” lanjutnya.
Ratiah mengatakan air dari Dusun Tabuan itu mengalir ke dusunnya tidak setiap kali mereka memutar keran, namun air itu kadang datang 2 sampai 3 kali dalam seminggu, meski begitu masih ada masyarakat yang tidak dapat jatah air.
“Kita bayar air itu 30 ribu setiap bulan, dan tidak setiap hari air itu ada,” ujar Ratiah.
Di tempat yang sama, Amak Fauzan salah satu warga dusun Kelebuh juga mengeluhkan hal yang sama yaitu sulitnya mendapatkan air di tempat tinggal mereka.
“Kalau kami tidak dapat air dari sumur dari Tabuan, maka kami tidak bisa mandi, masak, apalagi mencuci, sehingga solusinya kami terpaksa harus beli air di mobil tangki,” kata Qmak Ojan sapaan akrabnya.
“Per mobil tangki harganya 200 ribu dengan ukuran 5 ribu liter, itupun kita harus super hemat menggunakannya, kalau tidak hemat tidak sampai satu bulan,” lanjutnya.
Dulu pemerintah sempat memberikan bantuan untuk mempermudah akses air masuk ke tempat kami, mulai dari membangun tandon dan mengalirkan pipa-pipa ke setiap rumah warga.
“Pemerintah menaruh tandon untuk menampung air dan memasang pipa-pipa ke setiap rumah warga, tapi airnya tidak ada, dan sekarang tempat penampungan air itu diisi oleh air yang dari Dusun Tabuan yang airnya jadi rebutan warga,” kata amak Ojan.
Ia berharap pemerintah bisa membangun beberapa sumur bor untuk kebutuhan masyarakat, sehingga tidak lagi mengandalkan air dari sumur Tabuan yang harus dibagi oleh tiga dusun itu.
“Kalau sumur bor dibangun, maka masyarakat tidak rebutan air lagi dan bahkan tidak perlu beli di mobil tangki,” tutupnya. (pan)