Wednesday, December 11, 2024
Google search engine
HomeBerita NTBLombok TimurUsai Tanam Tembakau, Petani Selatan Bersiap Tanam Jagung

Usai Tanam Tembakau, Petani Selatan Bersiap Tanam Jagung

SOROTANMEDIA.CO Lombok Timur – Selsai panen tembakau, masyarakat selatan Lombok Timur khusunya Kecamatan Jerowaru persiapkan lahan mereka untuk beralih menanam jagung.

Hampir semua lahan kosong yang berada di wilayah selatan sudah di bersihkan oleh pemiliknya untuk persiapan menanam jagung sebagai bagian dari rutinitas para petani jerowaru.

Ratiah, salah seorang petani asal Dusun Kelebuh, Desa Kuang Rundun Desa Jerowaru mengaku sedang membersihkan lahan miliknya untuk persiapan menanam jagung sebagai peralihan dari panen tembako.

“Saya dan petani yang lain masih membersihkan lahan untuk menanam jagung,” kata Ratiah saat di temui di lahan miliknya, pada Selasa, 05/11/2024.

Terkait bibit jagung, Ratiah sebagai petani yang setiap musimnya menanam jagung merasa harga bibit jagung selalu naik setiap tahunnya.

“Harga bibit jagung tiap tahun selalu naik, tahun lalu harga bibit yang paling murah 700 ribu, sekarang naik jadi 750 ribu, padahal harga jagung saat kita jual tidak naik,” lanjutnya.

Ratiah mengaku, bagi para petani yang tidak memiliki modal banyak, hanya bisa membeli bibit yang paling murah yaitu 750 ribu dus.

“Kami petani yang modalnya tidak banyak hanya mampu membeli bibit Petras yang harganya 7 ribu per kg,” kata Ratiah.

Jenis bibit yang kami tanam juga kami sesuaikan dengan kondisi dan lokasi kami yang kurang air, karena kami para petani disini harus nunggu ujan dulu, baru bisa nanem jagung.

“Karena kondisi lahan kami yang kekurangan air, maka kami tidak berani mengambil risiko menanam bibit yang mahal, nanti takut tanaman kami mati,” jelasnya.

Harga bibit yang bagus itu hampir 3 juta per dus, dan kebutuhan petani terkadang tidak cukup satu dus, kalau petani menggunakan bibit yang mahal dengan keadaan air yang tidak ada, makan petani otomatis akan menangis karena besarnya biaya, ditambah lagi dengan harga papuknya.

“Besar harapan kami, pemerintah memperhatikan para petani yang di selatan ini akan kebutuhan air, harga bibit, dan harga pupuk, karena selama ini kami untuk air saja petani hanya mengandalkan air hujan,” tutup Ratiah. (pan)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments