SOROTANMEDIA.CO, Lombok Tengah – Pada musim tanam (MT) kedua ini, kondisi ketersediaan air irigasi untuk kebutuhan pertanian menyusut siginfikan di wilayah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (Kab.Loteng, Prov.NTB).
Terang saja ancaman kekeringan terhadap lahan pertanian di Kab.Loteng pun berimbas dengan kondisi ini minimnya ketersediaan air irigasi ini.
Kasi Pengairan Dinas PUPR Loteng, Zulkifly di tempat kerjanya, beberapa waktu lalu, menyebutkan, ada sekitar 69 daerah irigasi yang tersebar di 12 kecamatan di daerah. Ke-69 daerah irigasi ini terbagi dalam tiga kewenangan yakni 11 daerah irigasi merupakan kewenangan pusat melalui BWS untuk mengatasi permasalahan irgasi untuk lahan di atas 3000 hektare.
Sementara sisanya ada juga kewenangan Provinsi NTB untuk menangani 1000 sampai 3000 hektare, dan sisanya pemkab untuk menangani 123 hektare. Namun, memasuki musim kering ini sulit diperediksi, terutama di wilayah timur dan selatan, seperti Praya Timur, Praya Barat, Pujut.
“Karena ini adalah kondisi musim tanam kedua maka selalu kelangkaan air kita hadapi, makanya kita sudah sarankan sebelumnya pada musim taman kedua diprioritaskan menanam palawija, terutama di wilayah selatan ini,” ungkap Zulkifly.
Kondisi air mengalami penyusutan yang cukup signifikan. Perlu ada kombinasi untuk menanam seperti untuk wilayah utara bisa tetap menanam padi. Sedangkan untuk wilayah selatan diarahkan untuk palawija, karena kondisi air pada saat musim kurang ini sangat terbatas.
“Pengurangan ketersediaan air ini kami sudah hitung, sekarang ketersediaan air sudah menjadi 70 persen yang dibagi ke 69 daerah irigasi ini,” paparnya.
Di satu sisi lanjutnya, total areal mencapai 50.000 hektare dan dari areal itu total kebutuhan air pertahun cukup besar sehingga dinilai selalu minus dalam hal ketersediaan air ini. Keteresediaan air pada saat musim tanam pertama sempat surplus karena pada musim tanam pertama ini masih terjadi hujan.
Namun karena pada musim tanam kedua ini sudah jarang terjadi hujan berdampak tentu hal ini membuat kekurangan air makin dirasakan petani. Mengantisipasi kekurangan air ini, maka perlu kita buat tampungan air seperti embung untuk menampung saat hujan.
“Dengan begitu air yang tertampung pun bisa kita gunakan ketika tidak ada atau jarang air hujan yang turun seperti sekarang ini,” pungkasnya. (sm)