Sorotanmedia.co, Lombok TimurĀ – Pasca bertranformasi dari SMA Negeri 1 Jerowaru menjadi SMK Negeri 1 Jerowaru pada tahun 2020 lalu, SMKN 1 Jerowaru terus berkembang, namun kondisi bangunan yang hamper semua rusak dan tidakmlayak digunakan arena mengancam jiwa siswa maupun guru yang mengajar.
Kepala SMKN 1 Jerowaru Azany Muzammil Masani menyebutkan hampir keseluruhan bangunan yang digunakan oleh SMKN 1 Jerowaru merupakan warisan dari SMAN 1 Jerowaru masuk dalam kategori tidak layak pakai untuk proses belajar mengajar, karena kondisi ruangan tersebut sudah banyak yang lapuk termasuk atap, plafon, lantai, maupun temboknya, sehingga dikhawatirkan sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan para siswa dan guru.
āKarena sudah mulai lapuk begitu pula plavon yang tak jarang tiba-tiba berjatuhan yang menyebabkan bolong dimana-mana. Tidak hanya itu kondisi tembok yang retak menganga di jumpai hampir di seluruhan gedung. Di tambah lagi lantai yang retak bergelombang bahkan berlubang dan parahnya lagi di setiap musim hujan sebagian gedung ruang kelas dan guru banjir,ā katanya pada Jumat (17/01).
Hal ini, LANJUTNYA, tentu sangat memperihatinkan bagi siswa-siswi SMKN 1 Jerowaru, karena menggangu aktivitas belajar mengajar. Pada tahun 2023 SMKN 1 Jerowaru menerima bangunan DAK (Dana Alokasi Khusus) Fisik dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, untuk pembangunan ruang praktek Siswa, namun hal tersebut masih belum mampu menampung semua siswa dalam proses praktik maupun proses pembelajaran.
āKami dari pihak sekolah sudah menyampaikan kepada pemerintah dan para pihak terkait untuk di tindak lanjuti, namun tidak ada respon. Kami hanya di berikan toilet,” ungkap Azany.
Azany juga merasa sangat prihatin melihat keadaan sekolah yang sampai tergenang karena masuk air, bahkan sampai mata kaki. “Anak-anak belajar jadi terganggu, bocor sampai menyebabkan air tergenang, anak-anak jadi tidak nyaman,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa, bangunanya sudah sangat lapuk, sehingga tidak bisa untuk di perbaiki, jadi harus membangun dari awal.
“Bangunan ini sudah sangat lama, mungkin kurang lebih sekitar 2004, ketika SMA ini berdiri. Kita membutuhkan bangunan baru, bagaimana mau di perbaiki tukang saja tidak berani naik karena takut roboh,”ungkapnya.
Tuti salah satu siswi kelas X-2 jurusan Desain Grafika mengungkapkan keresahannya terkait belajar di kelas yang kalau hujan selalu bocor bahkan banjir.
“Sangat terganggu, karena ini genteng dan plavonya, seperti yang terlihat sudah bolong, jadi kalau hujan pasti bocor dan buku kita basah, kita harus pindah-pindah jadi belajarnya nggak fokus, terus kalau hujan deras airnya jadi naik, ke atas jadinya kotor pakaian, sepatu,” jelasnya.
“Harapannya bisa di perbaiki dengan digantikan gedung baru soalnya mengganggu kenyamanan, saat belajar, semoga segera kita dibangunkan ruang kelas yang baru,” sambungnya.
Hal senada juga diungkapkan Sahril, siswa kelas XI jurusan Perhotelan. Ia mengaku kondisi kelasnya sangat tidak layak, karena kalau hujan bocor, air masuk dan mengganggu aktivitas belajar.
“Kondisi sangat tidak baik , soalnya kalau hujan bocor, ketika belajar sangat tidak nyaman, kalau hujan itu turun terganggu belajarnya. Semoga bisa cepat diperbaiki biar bisa nyaman belajar,” ungkapnya. (vin)