Thursday, September 25, 2025
Google search engine
HomeBerita NTBLombok TengahTindakan Bupati Lotim Usir Guide Tourism Loteng Dinilai Kolot dan Rasis

Tindakan Bupati Lotim Usir Guide Tourism Loteng Dinilai Kolot dan Rasis

sorotanmedia.co, Lombok Tengah – Video Bupati Lombok Timur (Lotim), H. Haerul Warisin, yang kini viral di media sosial (medsos) dikarenakan melakukan pengusiran terhadap salah satu guide tourism (pemandu wiasata) asal Kabupaten Lombok Tengah (Kab.Loteng) yang sedang menunggu wisatawan asing untuk dibawa Surfing (olahraga air) di perairan Pantai Teluk Ekas, Kecamatan Jerowaru, Lotim, Provjnsi Nusa Tenggara Barat (Prov.NTB). Tindak Bupati Lombok Timur itu dinilai kolot (berpikiran sempit/terbelakang) dan rasis.

Demikian disampaikan Aktivis Senior NTB asal Kab.Loteng, Hasan Masyat,kepada media ini pada Rabu (18/06)

Menurutnya, sikap Bupati Lotim terhadap guide tourism asal Loteng itu pun mendapat reaksi dan kecaman dari sejumlah elemen masyarakat Loteng, termasuk dari Pemkab Loteng. Pariwisata ini bersifat global, bukan disekat – sekat. Contohnya, di Gili Trawangan banyak bule yang datang sekedar party dan menginap di Bali.

“Sikap Bupati Lotim yang menegur dengan ucapan mengusir itu sangatlah tidak elok, sopan, tidak menarik, rasis sekaligus bisa memicu gejolak di tengah – tengah masyarakat,” ungkap Hasan Masyat, Rabu (18/06).

Sebagai masyarakat di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kata Hasan, tidak dibenarkan melakukan cara – cara diskriminatif dengan melakukan pengusiran terhadap masyarakat luar daerah yang sejatinya masih berada di dalam kawasan NKRI.

“Kita ini di dalam satu pulau, satu suku, kok bisa seperti itu. Terlebih lagi yang melakukan itu seorang Bupati, mengusir nelayan asal Loteng yang membawa tamu surfing, dan lucunya hal itu dilakukan hanya karena gara – gara tamu atau wisatawan surfing tidak menginap di wilayah Lotim,” ketusnya.

Pihaknya sendiri menyarankan kepada Bupati Lotim untuk banyak belajar dan tidak melakukan provokasi yang bisa membenturkan pelaku pariwisata.

“Saya sarankan kepada pak Bupati untuk banyak belajar, jangan kolot dan rasis, jangan memprovokasi dan membenturkan para pelaku pariwisata. Mungkin niat pak Bupati itu baik, tapi caranya yang tidak menarik, tidak sopan, rasis dan kita semua membutuhkan kerjasama, membutuhkan jaringan dan sumber daya. jangan seenaknya malah main usir,” sarannya.

Melihat Video Bupati Lombok Timur yang viral di Medsos, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Loteng pun langsung bereaksi.

Pemkab Loteng meminta kepada Bupati Lotim untuk menjelaskan persoalan tersebut kepada publik dan meminta kepada masyarakat untuk menyikapi video Bupati Lotim yang pengusiran terhadap nelayan asal Loteng tersebut secara bijak.

“Ada potensi pelanggaran konstitusional disini. Untuk itu, kami meminta kepada Bupati Lotim  untuk mengklasifikasi pengusiran nelayan asal Loteng itu. Kami juga meminta kepada Bupati Lotim untuk tidak mengulangi dan meminta semua pihak menyikapi persoalan itu secara jernih dan bijak,” pinta Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Loteng, Murdi.

Selain itu, pemkab Loteng juga akan melayangkan surat kepada Bupati Lotim terkait dengan pengusiran nelayan asal Loteng yang viral di medsos.

“Jika video pengusiran itu benar, maka pemkab Loteng akan menyurati Bupati Lotim,” ujar Murdi.

Dalam video yang viral di medsos tersebut, terlihat Bupati Lotim tengah menaiki perahu usai rakor dengan Pelaku Wisata Blue Zone Tourism di Pantai Teluk Ekas. Dengan ditemani sejumlah pejabat Lingkup Pemkab Lotim dari atas perahu Bupati Lotim bertanya langsung kepada salah seorang nelayan asal Loteng yang sedang berada diatas perahu yang sedang menunggu wisatawan surfing yang dibawa.

“Dari Loteng ya, kenapa parkir disini, mana tamumu mana ya bawa tamu mu pulang sana, dimana dia nginap, bawa pulang tamunya tidak boleh disini, berangkat sana, jalan, Bilang sama teman teman kamu tidak boleh disini” ucap Bupati Lombok Timur dengan nada membentak sembari menunjuk ke arah nelayan asal Loteng.

Dengan menggunakan bahasa Sasak, Bupati Lotim juga meminta tolong kepada nelayan asal Loteng untuk memberi tahu nelayan lain asal Loteng untuk tidak lagi membawa wisatawan ke wilayah Pantai Teluk Ekas, jika wisatawan yang dibawa tidak menginap di wilayah Lombok Timur.

“Endeng tulung elek kamu badak batur batur enden kanggo jok te mun endek nginap elek te, pemerintah kance berhadapan ni bukan berhadapan dengan kepale desa, jauk olek temue enden kanggo mero elek te, engkah kanggo lete, barak batur-batur selapuk, barak batur selapuk pemerintah wah entun ni unik kenen, aku ni entun. (Minta tolong kasi tahu teman-temannya tidak boleh kesini kalau tidak nginap di sini,. Ini berhadapan dengan pemerintah, bukan kepala desa. Bawa pulang tamunya, tidak boleh diam disini. Tidak boleh dating. Kasi tahu teman semuanya. Pemerintah sudah turun. Saya di sini) ,” ucapnya.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Loteng, Lalu Sungkul, juga menanggapi hat tersebut. Ia mengatakan kalau jauh-jauh hari sudah membicarakan soal kisruh tour surfing dengan Pemkab Lotim. Menurutnya, sangat perlu untuk diketahui oleh semua pihak dalam hal ini termasuk Bupati Lotim, bahwa tamu atau wisatawan mancanegara maupun domestik ini tidak terbentur sama administratif sebuah wilayah.

“Mereka bebas ke mana saja dan dia (tamu/wisatawan) tidak terbentur oleh dia harus nginep di mana. Tidak ada paksaan, tidak ada keharusan,” kata Sungkul.

Pihaknya mengaku menyayangkan Bupati Lotim ngomong di depan tamu. Mengingat, Ekas, Bangko-bangko, Sekongkang, dan Gerupuk ini sudah kelas dunia. Artinya, sudah terjual oleh Bangsa Indonesia ini sebagai lokasi surfing. (ang)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments